Museum Negeri Propinsi Bali yang berlokasi di Jantung Kota Denpasar di depan Lapangan Puputan Badung, Museum ini memiliki nilai historis sebagai ajang peristiwa Puputan Badung.
Sejak diresmikan tanggal 8 Desember 1932 sampai kini, Museum Bali memiliki 13.206 buah koleksi yang dipamerkan pada 4 gedung, 5 ruangan yaitu Gedung Timur,Gedung Buleleng, Gedung Karangasem dan Gedung Tabanan.
Museum Bajra Sandi merupakan Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang terletak di areal lapangan Niti Mandala Denpasar, Jl. Raya Puputan. Museum ini dibangun dengan meniru mentuk bajra yang sering digunakan oleh pemangku/sulinggih. Museum ini dibangun di atas tanah seluas 13,8 hektar dengan luas gedung 70 x 70 meter. Museum ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal 14 Juni 2003.
Museum ini menjadi simbol masyarakat Bali untuk menghormati para pahlawan serta merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman, serta lambang semangat untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di pintu utama, 8 buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang menjulang setinggi 45 meter.
Dinamakan Museum Bajra Sandi karena bentuk museum ini seperti Bajra atau Genta yang dipakai oleh para pemimpin Agama Hindu dalam mengiringi pengucapan japa mantra pada saat melakukan upacara Agama Hindu. Adapun bagian-bagian yang penting dalam museum ini adalah sebagai berikut :
- Bangunan Museum yang menjulang melambangkan Gunung Giri Mandara.
- Guci Amertha dilambangkan dalam bentuk Kumba (periuk) tepat bagian atas museum.
- Naga yang melilit museum melambangkan Naga Basuki yang digunakan sebagai tali dalm pemutaran Giri Mandara.
- Kura-kura yang terdapat di bagian bawah museum merupakan simbul dari Bedawang Akupa yang digunakan sebagai alas pemutaran Giri Mandara.
- Kolam yang terdapat disekeliling museum merupakan simbul dari Lautan Susu yang mengelilingi Giri Mandara tempat beradanya Air Suci Kehidupan atau Tirtha Amertha.
Di bagian luar gedung ini, kita dapat melihat Bale Bengong di keempat penjuru museum untuk peristirahatan para wisatawan. Selain itu, di bawah tangga masuk juga terdapat kolam berisi ikan hias. Di bagian paling luar, terdapat lapangan yang bisa digunakan untuk lari pagi.
Museum ini dibuka setiap hari pukul 08.30-17.00 WITA, terkecuali hari besar Agama di Bali. Untuk masuk Anda harus membayar tiket masuk sebesar Rp 2.000,00 per orang untuk orang dewasa dan Rp 1.000,00 per orang untuk pengunjung anak-anak.
Museum ini dibuka setiap hari pukul 08.30-17.00 WITA, terkecuali hari besar Agama di Bali. Untuk masuk Anda harus membayar tiket masuk sebesar Rp 2.000,00 per orang untuk orang dewasa dan Rp 1.000,00 per orang untuk pengunjung anak-anak.
Foto Lainya :
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment