Candi ini berada di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, jaraknya kurang lebih 135 km dari Kota Pekanbaru. Jarak antara komplek candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir sungai Kampar Kanan.
Menurut pengembara china I-Tsing Candi Muara Takus sangat erat kaitannya dengan kerajaan Sriwijaya dan ia menyebutkan bahwa ibukota Sriwijaya berada disuatu tempat dimana pada tengah tidak telihat bayangan sesorang yang berdiri (kemungkinan terletak tepat di garis khatulistiwa)
Menurut pengembara china I-Tsing Candi Muara Takus sangat erat kaitannya dengan kerajaan Sriwijaya dan ia menyebutkan bahwa ibukota Sriwijaya berada disuatu tempat dimana pada tengah tidak telihat bayangan sesorang yang berdiri (kemungkinan terletak tepat di garis khatulistiwa)
Candi Muara Takus Ditemukan pada tahun 1860 oleh Cornet De Groot dimana hasil temuannya dituangkan dalam sebuah tulisan yang berjudul “KOTO CANDI”, setelah ditemukan Literatur dari Cornet De Groot dipublikasikan oleh banyak peneliti dari luar negeri, dari penelitian tersebut terungkap bahwa sesungguhnya kerajaan Sriwijaya berada di Muara Takus Provinsi Riau tidak seperti perkiraan sebelumnya yang berada di Sumatera Selatan.
ASAL MUASAL NAMA MUARA TAKUS
ASAL MUASAL NAMA MUARA TAKUS
Muara Takus berasal dari nama sebuah anak sungai yang bermuara ke Batang Kampar Kanan. Menurut Duta Besar Singapura yang pernah berkunjung k Muara Takus pada tahun 1977 menyatakan bahwa Muara takus terdiri dari dua kata yaitu "Muara" dan "Takus", menurut pendapatnya "Muara" berarti tempat dimana sebuah sungai mengakhiri alirannya ke laut atau sungai yang lebih besar, sedangkan "Takus" berasal dari Bahasa China yang artinya : TA = besar, KU = Tua, SE = Candi. Jadi arti keseluruhannya adalah Candi Tua yang besar yang terletak di Muara Sungai
Candi Muara Takus merupakan candi terbesar di Sumatera. Stupa candi ini tidak lazim seperti candi aliran Budha lainnya. Umumnya Stupa candi - candi Budha berbentuk lonceng duduk. Lokasi wisata ini terletak sekitar 135 km dari kota Pekanbaru.
Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter. Sementara candi itu sendiri berukuran 7 x 7 meter.
Di luar areal kompleks, terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampai ke pinggir sungai Kampar Kanan.
Candi Muara Takus merupakan candi penganut agama Buddha. Ada yang berpendapat bahwa candi ini peninggalan agama Buddha yang datang dari India karena bentuknya mirip dengan Candi Acoka yang ada di India. Namun ada pula yang berpendapat bahwa ini merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Komplek Candi Muara Takus merupakan satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau.
Di luar areal kompleks, terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampai ke pinggir sungai Kampar Kanan.
Candi Muara Takus merupakan candi penganut agama Buddha. Ada yang berpendapat bahwa candi ini peninggalan agama Buddha yang datang dari India karena bentuknya mirip dengan Candi Acoka yang ada di India. Namun ada pula yang berpendapat bahwa ini merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Komplek Candi Muara Takus merupakan satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment