Berwisata ke kota wali, Demak, Jawa Tengah, tak lengkap rasanya jika belum berkunjung ke Masjid Agung Demak yang merupakan landmark Kabupaten Demak.
Masjid yang terleyak di pusat kota Demak ini merupakan masjid tertua di Pulau Jawa.
Berdasarkan cacatan sejarah Masjid Demak didirikan Wali Sembilan atau Wali Songo pada taun 1401.
Masjid ini, merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Glagahwangi Bintoro Demak.
Selain dengan sarat makna sejarah masjid ini tergolong memiliki arsitektur yang cukup indah dan menarik.
Masjid yang sekilas tampak seperti kerucut raksasa ini terdiri dari tiga lantai.
Lantai utama merupakan altar masjid yang tiap hari digunakan jama'ah untuk kegiatan rutin keagamaan, lantai kedua merupakan rangka eternit yang lantainya dibuat dari kayu jati asli sejak zaman para wali.
Sedangkan lantai ketiga adalah, puncak kubus yang menjadi penyangga kubah, dengan ruangan berukuran 6 x 6 meter, namun tidak semua orang boleh naik hingga lantai dua dan tiga.
Kedua lantai ini memang tertutup untuk umum, demi kepentingan perawatan dan keamanan bangunan yang usianya sudah sangat tua.
Pada serambi terdapat bangunan terbuka, atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit, yang merupakan hadiah dari Prabu Brawijaya V.
Tak jauh dari tiang tersebut terdapat pintu masjid tergambar petir yang dinamakan Pintu Bledeg.
Dinding Masjid Agung Demak terdapat 66 keramik berwarna biru dan putih, konon keramik-keramik tersebut merupakan peninggalan kerajaan Champa yang dicuri dari kerajaan Majapahit.
Di dalam masjid terdapat mihrab dengan prasasti bergambar bulus, yang merupakan prasasti 'Condro Sengkolo'. Prasasti ini memiliki arti 'Sariro Sunyi Kiblating Gusti', bermakna tahun 1401 Saka atau 1479 M, merupakan warisan dari zaman Majapahit yang disebut Dampar Kencono.
Atap dari Masjid Agung Demak berbentuk limas piramida susun tiga, arti dari atap masjid ini merupakan pengejawantahan akidah Islamiyah yang bersumber pada Iman, Islam, Ihsan.
Selain masih digunakan sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Demak hingga kini masih dijadikan sebagai salah satu tempat wisata religi di Indonesia.
Biasanya wisatawan yang datang kesini akan berkunjung ke makam para wali yang terdapat di sekitar areal Masjid.
Masjid yang terleyak di pusat kota Demak ini merupakan masjid tertua di Pulau Jawa.
Berdasarkan cacatan sejarah Masjid Demak didirikan Wali Sembilan atau Wali Songo pada taun 1401.
Masjid ini, merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Glagahwangi Bintoro Demak.
Selain dengan sarat makna sejarah masjid ini tergolong memiliki arsitektur yang cukup indah dan menarik.
Masjid yang sekilas tampak seperti kerucut raksasa ini terdiri dari tiga lantai.
Lantai utama merupakan altar masjid yang tiap hari digunakan jama'ah untuk kegiatan rutin keagamaan, lantai kedua merupakan rangka eternit yang lantainya dibuat dari kayu jati asli sejak zaman para wali.
Sedangkan lantai ketiga adalah, puncak kubus yang menjadi penyangga kubah, dengan ruangan berukuran 6 x 6 meter, namun tidak semua orang boleh naik hingga lantai dua dan tiga.
Kedua lantai ini memang tertutup untuk umum, demi kepentingan perawatan dan keamanan bangunan yang usianya sudah sangat tua.
Pada serambi terdapat bangunan terbuka, atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit, yang merupakan hadiah dari Prabu Brawijaya V.
Tak jauh dari tiang tersebut terdapat pintu masjid tergambar petir yang dinamakan Pintu Bledeg.
Dinding Masjid Agung Demak terdapat 66 keramik berwarna biru dan putih, konon keramik-keramik tersebut merupakan peninggalan kerajaan Champa yang dicuri dari kerajaan Majapahit.
Di dalam masjid terdapat mihrab dengan prasasti bergambar bulus, yang merupakan prasasti 'Condro Sengkolo'. Prasasti ini memiliki arti 'Sariro Sunyi Kiblating Gusti', bermakna tahun 1401 Saka atau 1479 M, merupakan warisan dari zaman Majapahit yang disebut Dampar Kencono.
Atap dari Masjid Agung Demak berbentuk limas piramida susun tiga, arti dari atap masjid ini merupakan pengejawantahan akidah Islamiyah yang bersumber pada Iman, Islam, Ihsan.
Selain masih digunakan sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Demak hingga kini masih dijadikan sebagai salah satu tempat wisata religi di Indonesia.
Biasanya wisatawan yang datang kesini akan berkunjung ke makam para wali yang terdapat di sekitar areal Masjid.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment