Candi Cangkuang

Diposkan oleh Unknown on Tuesday, March 19, 2013


Candi Cangkuang terletak di Kampung Pulo, Desa Cangkuang , Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi dan Gunung Guntur. Nama Candi Cangkuang diambil dari nama desa tempat candi ini berada. Kata 'Cangkuang' sendiri adalah nama tanaman sejenis pandan (pandanus furcatus), yang banyak terdapat di sekitar makam, Embah Dalem Arief Muhammad, leluhur Kampung Pulo. Daun cangkuang dapat dimanfaatkan untuk membuat tudung, tikar atau pembungkus gula aren.

Ada tiga objek wisata menarik yang sekaligus bisa Anda kunjungi. Selain Candi Cangkuang,  ada Situ Cangkuang dan Kampung Adat Pulo.

Cagar budaya Cangkuang terletak di sebuah daratan di tengah danau kecil  (dalam bahasa Sunda disebut situ), sehingga untuk mencapai tempat tersebut orang harus menggunakan rakit. Selain candi, di pulau itu juga terdapat pemukiman adat Kampung Pulo, yang juga menjadi bagian dari kawasan cagar budaya.

Candi Cangkuang berdiri di atas puncak bukit Pulo Panjang, berukuran 4,5 x 4,5 m2 dengan pintu candi menghadap ke timur. Untuk mencapai pintu candi, harus menaiki sepuluh anak tangga terlebih dahulu. Di dalam candi Cangkuang terdapat sebuah patung dewa Siwa yang sedang duduk bersila.
 

Tangan dan beberapa bagian tubuh patung tersebut sudah tidak utuh lagi. Patung yang dapat diangkat dan dipindahkan ke tempat lain tersebut, menyatu dengan lempengan penutup sumur yang ada di dalam candi. Jika patung diangkat maka akan tampak sumur candi yang dalam dan gelap. Sumur ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu jenazah.

Candi Cangkuang diperkirakan merupakan bangunan peninggalan abad VII Masehi. Perhitungan tahun ini didasarkan pada perhitungan usia kelapukan batu candi dan relief garis candi yang masih sederhana. Diperkirakan candi tersebut berasal dari jaman Kerajaan Pajajaran, karena belum ditemukan prasasti dan keterangan tertulis yang dapat memastikan keberadaannya

Candi Cangkuang merupakan candi pertama dipugar, dan juga untuk mengisi kekosongan sejarah antara Purnawarman dan Pajajaran. Para ahli menduga bahwa Candi Cangkuang didirikan pada abad ke-8, didasarkan pada:
1. tingkat kelapukan batuannya;
2. kesederhanaan bentuk (tidak adanya relief).

Candi Cangkuang  mempunyai ukuran yang sesuai dengan keadaan alamnya. Tinggi bangunan sampai ke puncak atap adalah 8,5 m. Tubuh candi berdiri di atas kaki  berdenah bujur sangkar berukuran 4,5 X 4,5 m.  Atap candi bersusun-susun membentuk piramid. Sepanjang tepian setiap susunan dihiasi semacam mahkota-mahkota kecil, mirip yang terdapat di candi-candi Gedongsanga.

Pintu masuk ke  ruangan dalam tubuh candi terletak di sisi timur. Untuk mencapai pintu terdapat tangga selebar sekitar 75 cm setinggi sekitar 1 m. Pintu masuk tersebut diapit dinding yang membentuk bingkai pintu. Tidak terdapat hiasan pahatan pada bingkai pintu. 

Foto Lainya:




{ 0 komentar... read them below or add one }

Post a Comment