Pulau Samosir adalah pulau yang berada di tengah-tengah Danau Toba di Sumatera Utara. Suatu pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Samosir menjadi kabupaten pada Januari 2004. Sebelumnya, pulau ini merupakan bagian dari Kabupaten Toba Samosir. Terdiri atas 9 kecamatan, yaitu Pangururan (Ibu Kota Kabupaten), Harian, Sianjur Mulamula, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi, Ronggur Nihuta, Simanindo, dan Sitio-Tio.
Masing-masing kecamatan memiliki objek wisata, yang bila dikelola dengan baik akan mendatangkan nilai tambah bagi pulau yang berpenduduk 131.000 jiwa. Namun, sayang potensi wisata itu belum dikelola maksimal. Alhasil, yang tampak dalam kunjungan SP baru-baru ini ke daerah itu adalah Samosir yang sepi. Padahal Juni dan Juli merupakan waktu libur.
Kesan kurang terawat dan pegunungannya yang gundul terlihat di berbagai tempat di lokasi wisata. Cuaca yang terik akhir-akhir ini semakin mengesankan kegersangan di tanah asal Suku Batak ini. Kondisi yang gersang dengan mata pencaharian utama bertani serta akses yang kurang membuat Samosir kurang berkembang dibanding tempat wisata lain. Tidak mengherankan, penduduk setempat banyak yang merantau ke luar Samosir. Menurut Bupati Samosir Mangindar Simbolon, sebagian besar lulusan SMA meninggalkan Samosir untuk mencari pekerjaan demi kehidupan yang lebih baik.
Akses yang kurang menjadi satu dari sekian banyak hal yang menghambat perkembangan wisata di Samosir. Untuk mencapai pulau ini cukup memakan waktu. Perjalanan Jakarta ke Medan memakan waktu dua jam penerbangan, dilanjutkan dengan perjalanan darat memakan waktu empat jam dari Medan ke Parapat, dan menggunakan kapal feri 45 menit dari Dermaga Ajibata, maka seorang wisatawan membutuhkan waktu lebih dari tujuh jam. Waktu tempauh 45 menit akan lebih singkat menjadi 10 menit bila menggunakan speed boat.
Masing-masing kecamatan memiliki objek wisata, yang bila dikelola dengan baik akan mendatangkan nilai tambah bagi pulau yang berpenduduk 131.000 jiwa. Namun, sayang potensi wisata itu belum dikelola maksimal. Alhasil, yang tampak dalam kunjungan SP baru-baru ini ke daerah itu adalah Samosir yang sepi. Padahal Juni dan Juli merupakan waktu libur.
Kesan kurang terawat dan pegunungannya yang gundul terlihat di berbagai tempat di lokasi wisata. Cuaca yang terik akhir-akhir ini semakin mengesankan kegersangan di tanah asal Suku Batak ini. Kondisi yang gersang dengan mata pencaharian utama bertani serta akses yang kurang membuat Samosir kurang berkembang dibanding tempat wisata lain. Tidak mengherankan, penduduk setempat banyak yang merantau ke luar Samosir. Menurut Bupati Samosir Mangindar Simbolon, sebagian besar lulusan SMA meninggalkan Samosir untuk mencari pekerjaan demi kehidupan yang lebih baik.
Akses yang kurang menjadi satu dari sekian banyak hal yang menghambat perkembangan wisata di Samosir. Untuk mencapai pulau ini cukup memakan waktu. Perjalanan Jakarta ke Medan memakan waktu dua jam penerbangan, dilanjutkan dengan perjalanan darat memakan waktu empat jam dari Medan ke Parapat, dan menggunakan kapal feri 45 menit dari Dermaga Ajibata, maka seorang wisatawan membutuhkan waktu lebih dari tujuh jam. Waktu tempauh 45 menit akan lebih singkat menjadi 10 menit bila menggunakan speed boat.
Galeri foto :
Sumber: http://id.wikipedia.org
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment