CANDI SEWU terletak di dukuh Bener, desa Bugisan, kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten, propinsi Jawa Tengah. Dahulu candi ini berada di tengah-tengah pemukiman penduduk yang cukup padat. Yang sekarang sebagian telah dikosongkan untuk lokasi Taman Wisata Candi Borobudur-Prambanan Unit Prambanan. Dengan demikian Candi Sewu kini berada dalam lingkungan Taman Wisata Unit Prambanan, tepatnya disebelah utara Candi Prambanan. Candi ini terletak sekitar delapan belas kilometer di sebelah timur kota Yogyakarta .
Candi Sewu merupakan kompleks candi berlatar belakang agama Buddha terbesar di Jawa tengah di samping Borobudur, yang di bangun pada akhir abad VIII M. Ditinjau dari luas dan banyaknya bangunan yang ada di dalam kompleks, diduga Candi Sewu dahulu merupakan candi kerajaan dan salah satu pusat kegiatan keagamaan yang cukup penting pada jamannya. Sedangkan dilihat dari lokasi, letak Candi Sewu yang tidak jauh dari Candi Prambanan, menunjukkan bahwa pada saat itu dua agama besar dunia yaitu Hindu dan Buddha berdampingan secara damai.
Candi Sewu secara vertikal dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kaki, tubuh dan atap candi. Seluruh bangunan terbuat dari batu andesit kecuali inti bangunannya yang terbuat dari tatanan bata merah yang membentuk kubus. Struktur bata merah berbentuk kubus ini tidak dapat dilihat dari luar karena letaknya berada di dalam bangunan. Pada kaki candi terdapat sederetan hiasan relief yang menggambarkan motif purnakalasa atau hiasan jambangan bunga, juga "arca" singa pada setiap sudut pertemuan antara kaki dan struktur tangga. Selain itu pada sisi luar pipi tangga yang ujungnya berbentuk makara, terdapat relief yang menggambarkan seorang yaksa, kalpawrksa, dan jambangan bunga berbentuk sankha.
Candi Sewu merupakan kompleks candi berlatar belakang agama Buddha terbesar di Jawa tengah di samping Borobudur, yang di bangun pada akhir abad VIII M. Ditinjau dari luas dan banyaknya bangunan yang ada di dalam kompleks, diduga Candi Sewu dahulu merupakan candi kerajaan dan salah satu pusat kegiatan keagamaan yang cukup penting pada jamannya. Sedangkan dilihat dari lokasi, letak Candi Sewu yang tidak jauh dari Candi Prambanan, menunjukkan bahwa pada saat itu dua agama besar dunia yaitu Hindu dan Buddha berdampingan secara damai.
Candi Sewu secara vertikal dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kaki, tubuh dan atap candi. Seluruh bangunan terbuat dari batu andesit kecuali inti bangunannya yang terbuat dari tatanan bata merah yang membentuk kubus. Struktur bata merah berbentuk kubus ini tidak dapat dilihat dari luar karena letaknya berada di dalam bangunan. Pada kaki candi terdapat sederetan hiasan relief yang menggambarkan motif purnakalasa atau hiasan jambangan bunga, juga "arca" singa pada setiap sudut pertemuan antara kaki dan struktur tangga. Selain itu pada sisi luar pipi tangga yang ujungnya berbentuk makara, terdapat relief yang menggambarkan seorang yaksa, kalpawrksa, dan jambangan bunga berbentuk sankha.
Candi Induk Sewu mempunyai sembilan atap yang terdiri atas empat atap penampil, empat atap lorong, dan satu atap bilik utama, yang semua puncaknya berbentuk stupa. Atap bilik utama merupakan atap yang paling besar dan paling tinggi yang terdiri dari tiga tingkatan. Hiasan-hiasan yang ada pada atap candi antara lain pilaster-pilaster, relung-relung, dan antefik-antefik berhias dewa dan motif tumbuh-tumbuhan. Di dekat candi Sewu terdapat candi-candi maupun situs-situs yang kurang terpelihara. Sebagian candi maupun situs ini sudah tinggal reruntuhan.
Sejarah
Sebuah temuan prasasti berangka tahun 714 c atau 792 M di kompleks Candi Sewu pada tahun 1960 antara lain berisi tentang adanya penyempurnaan bangunan suci yang bernama Manjus'rigra. Berdasarkan prasasti tersebut, diduga nama asli Candi Sewu adalah Manjus'rigra yang artinya rumah Manjusri, yaitu salah satu Boddhisatawa dalam agama Buddha.
Candi Sewu merupakan candi Budha kedua terbesar di Jawa Tengah setelah Candi Borobudur. Pembangunan Candi Sewu di kawasan Candi Prambanan merupakan bukti bahwa pada saat itu umat Hindu dan Budha hidup dalam keselarasan dan keharmonisan.
Candi Sewu diduga dibangun pada abad ke-8 pada akhir pemerintahan Rakai Panangkaran (746 SM – 784 SM), salah satu raja yang terkenal pada masa Kerajaan Mataram kuno. Candi ini pertama kali diteliti oleh HC Cornellius pada tahun 1807. Penelitian akrkeologi pertama dilakukan oleh NJ Krom pada tahun 1923.
Pemugaran Candi Sewu besar-besaran dilakukan pada tanggal 1 April 1983 - 1993 dengan dana sebesar tiga milyar rupiah. Kompleks Candi Sewu terdiri dari 249 candi dengan candi utama yang diapit oleh 8 candi-candi kecil dan 240 candi "Perwara". Candi utama membentuk format poligon yang terdiri dari 20 sudut dengan diameter 29 meter dan ketinggian 30 meter. Hampir seluruh struktur candi terbuat dari batu andesit kecuali inti bangunannya yang terbuat dari tatanan bata merah yang membentuk kubus.
Lokasi
Candi Sewu terletak di lingkungan taman wisata unit Prambanan di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sekitar 18 kilo meter di sebelah timur Kota Yogyakarta. Candi Sewu berada di sebelah utara Candi Prambanan, atau sekitar 800 meter menuju Candi Rara Jongrang.
Sejarah
Sebuah temuan prasasti berangka tahun 714 c atau 792 M di kompleks Candi Sewu pada tahun 1960 antara lain berisi tentang adanya penyempurnaan bangunan suci yang bernama Manjus'rigra. Berdasarkan prasasti tersebut, diduga nama asli Candi Sewu adalah Manjus'rigra yang artinya rumah Manjusri, yaitu salah satu Boddhisatawa dalam agama Buddha.
Candi Sewu merupakan candi Budha kedua terbesar di Jawa Tengah setelah Candi Borobudur. Pembangunan Candi Sewu di kawasan Candi Prambanan merupakan bukti bahwa pada saat itu umat Hindu dan Budha hidup dalam keselarasan dan keharmonisan.
Candi Sewu diduga dibangun pada abad ke-8 pada akhir pemerintahan Rakai Panangkaran (746 SM – 784 SM), salah satu raja yang terkenal pada masa Kerajaan Mataram kuno. Candi ini pertama kali diteliti oleh HC Cornellius pada tahun 1807. Penelitian akrkeologi pertama dilakukan oleh NJ Krom pada tahun 1923.
Pemugaran Candi Sewu besar-besaran dilakukan pada tanggal 1 April 1983 - 1993 dengan dana sebesar tiga milyar rupiah. Kompleks Candi Sewu terdiri dari 249 candi dengan candi utama yang diapit oleh 8 candi-candi kecil dan 240 candi "Perwara". Candi utama membentuk format poligon yang terdiri dari 20 sudut dengan diameter 29 meter dan ketinggian 30 meter. Hampir seluruh struktur candi terbuat dari batu andesit kecuali inti bangunannya yang terbuat dari tatanan bata merah yang membentuk kubus.
Lokasi
Candi Sewu terletak di lingkungan taman wisata unit Prambanan di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sekitar 18 kilo meter di sebelah timur Kota Yogyakarta. Candi Sewu berada di sebelah utara Candi Prambanan, atau sekitar 800 meter menuju Candi Rara Jongrang.
Foto Lainya:
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment