Museum Adityawarman di Jl Diponegoro 10, Padang, adalah tempat terakhir yang saya kunjungi saat berada di kota itu beberapa bulan lalu, Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat mulai dibangun pada tahun 1974 dan diresmikan pada tanggal 16 Maret 1977. Pada tanggal 28 Mei 1979, meseum tersebut diberi nama "Adityawarman". Nama Adityawarman diambil dari nama seorang Raja besar yang pernah berkuasa di Minangkabau, sezaman dengan Kerajaan Majapahit pada masa Patih Gajah Mada. Lihat juga "Museum Batujaya "
Museum Adityawarman merupakan museum budaya terpenting di Sumatera Barat. Museum tersebut berfungsi sebagai tempat menyimpan dan melestarikan benda-benda bersejarah seperti cagar budaya Minangkabau, cagar budaya Mentawai dan cagar budaya Nusantara. Untuk menjaga kelestarian koleksi benda-benda bersejarah tersebut, pemerintah setempat membentuk tim kecil yang bertugas sebagai tenaga educator, konservator, preparator dan pustakawan.Lokasi Jl.Diponegoro no: 10 ,Kota Padang - Sumatra Barat.
Musium ini adalah salah satu objek wisata di daerah padang, anda bisa mengajak keluarga anda ke musium ini untuk mengetahui kebudayaan minang.
Keistimewaan
Koleksi utama yang terdapat di Museum Adityawarman dikelompokkan ke dalam sepuluh macam jenis koleksi, yaitu: Geologika/Geografika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika /Heraldika, Filologika, Keramologika, Seni Rupa dan Teknalogika. Dari sepuluh macam jenis koleksi tersebut dapat dirinci sebagai berikut.
Jenis Geologika/Geografika, terdiri dari beraneka ragam Permata, Granit, Andesit Peta, dan alat pemetaan. Jenis Biologika, terdiri dari beberapa rangka manusia purba, rangka hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Jenis Etnografika, terdiri dari benda-benda bersejarah yang menggambarkan suatu kegiatan budaya dan identitas suatu etnis. Jenis Arkeologika terdiri dari benda-benda bersejarah hasil budaya yang dihasilkan pada masa pra-sejarah hingga masa masuknya budaya Barat. Jenis Historika koleksinya terdiri dari benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan keorganisasian, tokoh dan negara.
Jenis Numismatika /Heraldika koleksinya terdiri dari beraneka ragam jenis mata uang atau alat tukar, tanda jasa berupa pangkat, cap dan stempel. Jenis kolesi Filologika koleksinya terdiri dari naskah-naskah kuno. Jenis Keramologika koleksinya terdiri dari barang-barang pecah belah peniggalan masa lalu.
Jenis kelompok seni rupa koleksinya terdiri dari seni pengalaman artistik yang dapat dilihat melalui objek-objek 2 dimensi dan 3 dimensi. Terakhir jenis kelompok Teknalogika, koleksinya yang terdiri dari benda-benda peninggalan yang menggambarkan perkembangan teknologi dari tradisional sampai modern.
Koleksi pendukung yang dimiliki museum Adityawarma adalah benda purbakala peninggalan Kerajaan Dharmasraya, yaitu berupa duplikat patung Bhairawa dan patung Amoghapasa. Di samping itu juga ada koleksi pending yang terbuat dari perak yang dilapisi emas tua seberat 17,5 gram dan dilengkapi permata berwana putih mengkilat pada bagian tengahnya. Pending sering dipakai oleh penghulu pada setiap upacara adat di Minangkabau.
Koleksi museum terletak dalam sebuah bangunan rumah adat Minangkabau (Rumah Gadang) dengan satyle bangunan Gajah Maharam. Di depan bangunan museum tersebut, terdapat dua buah lumbung padi sebagai pelengkap bangunan Rumah Gadang, kemudian dipadukan dengan miniatur pedati, bendi dan pesawat perang sisa peninggalan perang dunia ke-II.
Museum Adityawarman merupakan museum budaya terpenting di Sumatera Barat. Museum tersebut berfungsi sebagai tempat menyimpan dan melestarikan benda-benda bersejarah seperti cagar budaya Minangkabau, cagar budaya Mentawai dan cagar budaya Nusantara. Untuk menjaga kelestarian koleksi benda-benda bersejarah tersebut, pemerintah setempat membentuk tim kecil yang bertugas sebagai tenaga educator, konservator, preparator dan pustakawan.Lokasi Jl.Diponegoro no: 10 ,Kota Padang - Sumatra Barat.
Musium ini adalah salah satu objek wisata di daerah padang, anda bisa mengajak keluarga anda ke musium ini untuk mengetahui kebudayaan minang.
Keistimewaan
Koleksi utama yang terdapat di Museum Adityawarman dikelompokkan ke dalam sepuluh macam jenis koleksi, yaitu: Geologika/Geografika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika /Heraldika, Filologika, Keramologika, Seni Rupa dan Teknalogika. Dari sepuluh macam jenis koleksi tersebut dapat dirinci sebagai berikut.
Jenis Geologika/Geografika, terdiri dari beraneka ragam Permata, Granit, Andesit Peta, dan alat pemetaan. Jenis Biologika, terdiri dari beberapa rangka manusia purba, rangka hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Jenis Etnografika, terdiri dari benda-benda bersejarah yang menggambarkan suatu kegiatan budaya dan identitas suatu etnis. Jenis Arkeologika terdiri dari benda-benda bersejarah hasil budaya yang dihasilkan pada masa pra-sejarah hingga masa masuknya budaya Barat. Jenis Historika koleksinya terdiri dari benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan keorganisasian, tokoh dan negara.
Jenis Numismatika /Heraldika koleksinya terdiri dari beraneka ragam jenis mata uang atau alat tukar, tanda jasa berupa pangkat, cap dan stempel. Jenis kolesi Filologika koleksinya terdiri dari naskah-naskah kuno. Jenis Keramologika koleksinya terdiri dari barang-barang pecah belah peniggalan masa lalu.
Jenis kelompok seni rupa koleksinya terdiri dari seni pengalaman artistik yang dapat dilihat melalui objek-objek 2 dimensi dan 3 dimensi. Terakhir jenis kelompok Teknalogika, koleksinya yang terdiri dari benda-benda peninggalan yang menggambarkan perkembangan teknologi dari tradisional sampai modern.
Koleksi pendukung yang dimiliki museum Adityawarma adalah benda purbakala peninggalan Kerajaan Dharmasraya, yaitu berupa duplikat patung Bhairawa dan patung Amoghapasa. Di samping itu juga ada koleksi pending yang terbuat dari perak yang dilapisi emas tua seberat 17,5 gram dan dilengkapi permata berwana putih mengkilat pada bagian tengahnya. Pending sering dipakai oleh penghulu pada setiap upacara adat di Minangkabau.
Koleksi museum terletak dalam sebuah bangunan rumah adat Minangkabau (Rumah Gadang) dengan satyle bangunan Gajah Maharam. Di depan bangunan museum tersebut, terdapat dua buah lumbung padi sebagai pelengkap bangunan Rumah Gadang, kemudian dipadukan dengan miniatur pedati, bendi dan pesawat perang sisa peninggalan perang dunia ke-II.
Di bagian belakang monumen ini terdapat tulisan naskah proklamasi, serta tertulis tanggal 9 Maret 1950, yang merupakan tanggal dimana Padang dikembalikan ke pangkuan RI melalui SK. Presiden RI Serikat (RIS), No.111, 9 Maret 1950.
Sebuah bendi di salah satu sudut halaman Museum Adityawarman. Mudah-mudahan masih ada kesempatan lain untuk berkunjung ke Museum Adityawarman ini, agar bisa melihat koleksi benda-benda arkeologis dan budaya Minangkabau yang disimpan di sana.
Foto Lainya:
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment