Museum Mulawarman terletak di Kota Tenggarong, Ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Museum ini dahulu adalah istana Kesultanan Tenggarong yang dirancang oleh Estourgie dari Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) dan dibangun pada tahun tahun 1936 (pada masa pemerintahan Sultan Adji Mohamad Parikesit). Sebelum dialihfungsikan menjadi sebuah museum, bangunan istana ini pernah terbakar. Kemudian, dibangun kembali pada tahun 1963. Namun demikian, baru pada tanggal 25 Nopember 1971 diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Timur (waktu itu, H.A. Wahab Syahranie). Lima tahun kemudian, tepatnya tanggal 18 Februari 1976 Museum Mulawarman diserahkan Kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Museum Mulawarman yang sebelumnya adalah bangunan Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ini didirikan pada tahun 1932 oleh Pemerinta Belanda yang menyerahkan Keraton kepada Sultan Adji Muhammad Parikesit pada tahun 1935. Bahan bangunannya didominasi terbuat dari beton, mulai ruang bawah tanah, lantai, dinding, penyekat hingga atap.
Museum Mulawarman salah satu obyek wisata sejarah yang ada di Kota Tenggarong Kutai Kartanegara,.Museum Mulawarman merupakan Istana Kutai Kartanegara yang di bangun pada tahun 1963. Museum Mulawarman telah mengalami pembangunan renovasi besar, setelah terjadinya kebaran yang menimpaMuseum Mulawarman, dan bangunan ini sebagai penggantinya. Dan diresmikan pada tanggal 25 November 1971 oleh Gubernur Abdul Wahab Sjahranie, setelah itu diserahterimakan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 18 Febuari 1976.
Koleksi Museum Mulawarman
Museum Mulawarman menyimpan berbagai benda bersejarah peninggalan sultan-sutan Kutai Kartanegara yang ditempatkan pada beberapa ruangan. Pada ruangan bagian depan terdapat singgasana sultan Kutai Kartanegara yang diapit oleh dua arca Lembu Swana. Di bagian belakang singgasana tersebut terpampang dua mozaik gambar Sultan A.M. Soelaiman (Sultan Kutai Kartanegara ke-17) dan A.M. Alimoeddin (Sultan Kutai Kartanegara ke-18), serta lukisan Sultan A.M. Parikesit. Selain singgasana dan gambar beberapa sultan, di ruangan ini terdapat pula payung kebesaran Kesultanan, tiga buah patung perunggu yang berasal dari Eropa, kursi santai yang biasa digunakan sultan untuk beristirahat, rehal atau alas kitab suci Al Quran, kursi yang terbuat dari tanduk rusa Siberia dan rusa lokal yang konon biasa digunakan oleh keluarga sultan untuk mengaji, dan sebuah lemari kristal yang di dalamnya tersusun rapi seperangkat alat untuk upacara (pangkon perak, perhiasan, keris, dan tombak).
Pada ruangan lainnya terdapat prasasti Yupa, arca-arca, tenunan khas suku bangsa Dayak Benuaq yang dikenal dengan nama ulap doyo (lengkap dengan alat tenun tradisionalnya), dan ukiran-ukiran khas sukubangsa Dyak Kenyah, Benuaq, Busang, Modang dan Punan. Sedangkan, pada ruang bagian belakang terdapat minirama mengenai lahirnya Aji Batara Agung Dewa Sakti yang kemudian menjadi Raja Kutai Katanegara pertama, minirama lahirnya Puteri Karang Melenu yang kemudian menjadi isteri Aji Batara Agung Dewa Sakti, dan dilengkapi pula dengan minirama pertambangan batubara, industri kayu, tanaman khas Kalimantan, dan pesut mahakam.
Selain minirama, di ruangan ini juga terdapat koleksi mata uang kuno yang pernah beredar pada masa pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang, pakaian adat dari tiap provinsi di Indonesia, miniatur Candi Brobudur dan Prambanan, tenunan Sumatera, berbagai macam senjata tradisional, alat-alat musik tradisional, serta ratusan keramik kuno buatan Cina, Thailand, Vietnam, Jepang, dan Eropa yang terletak di ruangan bawah tanah.
Jika anda ingin melihat keunikan barang-barang peningggalan sejarah Kerajaan kutai yang terismpan di museum Mulawarman seperti:
1. Singgasana, sebagai tempat duduk Raja dan Permaisuri yang terbuat dari kayu, dudukan dan sandarannya diberi lapisan kapuk yang berbungkus dengan kain berwarna kuning, sehingga tempat duduk dan sandaran kursi tersebut terasa lembut. Kuryang dibuat dengan gaya Eropa, dan pembuatnya salah seorang Belanda bernama Ir. Vander Lube pada tahun 1935.
2. Patung Lembuswana yang merupakan lambang dari Kesultanan Kutai, di buat di Birma pada tahun 1850 dan tiba di Istana Kutai pada tahun 1900. Lembu Swana diyakini sebagai tunggangan Batara Guru, nama lainnya adalah Paksi Liman Janggo Yoksi, yang berarti lembu yang bermuka gajah, bersayap burung, bertanduk seperti sapi, bertaji dan berkuku seperti ayam jantan, berkepala raksasa dilengkapi pula dengan berbagai jenis ragam hias yang dijadikan patung ini terlihat indah.
3. Kalung Uncal, benda yang merupakan atribut dan benda kelengkapan kebesaran Kesultanan Kutai Kartanegara yang dipergunakan pada waktu penobatan Sultan Kutai menjadi Raja pada waktu Sultan merayakan hari kelahirannya, dan penobatan Sultan serta acara sakral lainnya.
4. Meriam sapu jagad peninggalan VOC Belanda.
5. Seperangkat alat kesenian tradisional gamelan dari Kraton Yogyakarta 1855.
6. Arca Hindu.
7. Ulap Doyo, hasil kerajinan Suku Dayak Benuaq.
8. Duplikat Prasasti Yupa, disini hanya disimpan dan dipajang duplikatnya saja, sedangkan untuk yang aslinya disimpan di Musium Nasional di Jakarta.Prasasti Yupa adalah prasasti yang ditemukan dibukit Brubus, Kecamatan Muara Kaman, ke-7 (tujuh) prasati ini menandakan dimulainya jaman sejarah Indonesia yang merupakan bukti tertulis pertama yang ditemukan berupa aksara pallawa dalam bahasa sanskerta.
Sebagai catatan, karena telah dijadikan sebagai sebuah obyek wisata, maka Museum Mulawarman dibuka untuk umum setiap hari senin sampai minggu dengan tiket masuk sebesar Rp2.500,00 untuk orang dewasa dan Rp1.000,00 untuk anak-anak. Dan, di depan museum juga disediakan fasilitas-fasilitas sebagaimana layaknya obyek wisata lain di Indonesia, yaitu warung-warung atau kios-kios yang menyediakan aneka makanan, minuman, dan cinderamata khas Kalimantan Timur. lihat Ritual Mesum Gunung Kemukus .
Museum Mulawarman yang sebelumnya adalah bangunan Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ini didirikan pada tahun 1932 oleh Pemerinta Belanda yang menyerahkan Keraton kepada Sultan Adji Muhammad Parikesit pada tahun 1935. Bahan bangunannya didominasi terbuat dari beton, mulai ruang bawah tanah, lantai, dinding, penyekat hingga atap.
Museum Mulawarman salah satu obyek wisata sejarah yang ada di Kota Tenggarong Kutai Kartanegara,.Museum Mulawarman merupakan Istana Kutai Kartanegara yang di bangun pada tahun 1963. Museum Mulawarman telah mengalami pembangunan renovasi besar, setelah terjadinya kebaran yang menimpaMuseum Mulawarman, dan bangunan ini sebagai penggantinya. Dan diresmikan pada tanggal 25 November 1971 oleh Gubernur Abdul Wahab Sjahranie, setelah itu diserahterimakan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 18 Febuari 1976.
Koleksi Museum Mulawarman
Museum Mulawarman menyimpan berbagai benda bersejarah peninggalan sultan-sutan Kutai Kartanegara yang ditempatkan pada beberapa ruangan. Pada ruangan bagian depan terdapat singgasana sultan Kutai Kartanegara yang diapit oleh dua arca Lembu Swana. Di bagian belakang singgasana tersebut terpampang dua mozaik gambar Sultan A.M. Soelaiman (Sultan Kutai Kartanegara ke-17) dan A.M. Alimoeddin (Sultan Kutai Kartanegara ke-18), serta lukisan Sultan A.M. Parikesit. Selain singgasana dan gambar beberapa sultan, di ruangan ini terdapat pula payung kebesaran Kesultanan, tiga buah patung perunggu yang berasal dari Eropa, kursi santai yang biasa digunakan sultan untuk beristirahat, rehal atau alas kitab suci Al Quran, kursi yang terbuat dari tanduk rusa Siberia dan rusa lokal yang konon biasa digunakan oleh keluarga sultan untuk mengaji, dan sebuah lemari kristal yang di dalamnya tersusun rapi seperangkat alat untuk upacara (pangkon perak, perhiasan, keris, dan tombak).
Pada ruangan lainnya terdapat prasasti Yupa, arca-arca, tenunan khas suku bangsa Dayak Benuaq yang dikenal dengan nama ulap doyo (lengkap dengan alat tenun tradisionalnya), dan ukiran-ukiran khas sukubangsa Dyak Kenyah, Benuaq, Busang, Modang dan Punan. Sedangkan, pada ruang bagian belakang terdapat minirama mengenai lahirnya Aji Batara Agung Dewa Sakti yang kemudian menjadi Raja Kutai Katanegara pertama, minirama lahirnya Puteri Karang Melenu yang kemudian menjadi isteri Aji Batara Agung Dewa Sakti, dan dilengkapi pula dengan minirama pertambangan batubara, industri kayu, tanaman khas Kalimantan, dan pesut mahakam.
Selain minirama, di ruangan ini juga terdapat koleksi mata uang kuno yang pernah beredar pada masa pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang, pakaian adat dari tiap provinsi di Indonesia, miniatur Candi Brobudur dan Prambanan, tenunan Sumatera, berbagai macam senjata tradisional, alat-alat musik tradisional, serta ratusan keramik kuno buatan Cina, Thailand, Vietnam, Jepang, dan Eropa yang terletak di ruangan bawah tanah.
Jika anda ingin melihat keunikan barang-barang peningggalan sejarah Kerajaan kutai yang terismpan di museum Mulawarman seperti:
1. Singgasana, sebagai tempat duduk Raja dan Permaisuri yang terbuat dari kayu, dudukan dan sandarannya diberi lapisan kapuk yang berbungkus dengan kain berwarna kuning, sehingga tempat duduk dan sandaran kursi tersebut terasa lembut. Kuryang dibuat dengan gaya Eropa, dan pembuatnya salah seorang Belanda bernama Ir. Vander Lube pada tahun 1935.
2. Patung Lembuswana yang merupakan lambang dari Kesultanan Kutai, di buat di Birma pada tahun 1850 dan tiba di Istana Kutai pada tahun 1900. Lembu Swana diyakini sebagai tunggangan Batara Guru, nama lainnya adalah Paksi Liman Janggo Yoksi, yang berarti lembu yang bermuka gajah, bersayap burung, bertanduk seperti sapi, bertaji dan berkuku seperti ayam jantan, berkepala raksasa dilengkapi pula dengan berbagai jenis ragam hias yang dijadikan patung ini terlihat indah.
3. Kalung Uncal, benda yang merupakan atribut dan benda kelengkapan kebesaran Kesultanan Kutai Kartanegara yang dipergunakan pada waktu penobatan Sultan Kutai menjadi Raja pada waktu Sultan merayakan hari kelahirannya, dan penobatan Sultan serta acara sakral lainnya.
4. Meriam sapu jagad peninggalan VOC Belanda.
5. Seperangkat alat kesenian tradisional gamelan dari Kraton Yogyakarta 1855.
6. Arca Hindu.
7. Ulap Doyo, hasil kerajinan Suku Dayak Benuaq.
8. Duplikat Prasasti Yupa, disini hanya disimpan dan dipajang duplikatnya saja, sedangkan untuk yang aslinya disimpan di Musium Nasional di Jakarta.Prasasti Yupa adalah prasasti yang ditemukan dibukit Brubus, Kecamatan Muara Kaman, ke-7 (tujuh) prasati ini menandakan dimulainya jaman sejarah Indonesia yang merupakan bukti tertulis pertama yang ditemukan berupa aksara pallawa dalam bahasa sanskerta.
Sebagai catatan, karena telah dijadikan sebagai sebuah obyek wisata, maka Museum Mulawarman dibuka untuk umum setiap hari senin sampai minggu dengan tiket masuk sebesar Rp2.500,00 untuk orang dewasa dan Rp1.000,00 untuk anak-anak. Dan, di depan museum juga disediakan fasilitas-fasilitas sebagaimana layaknya obyek wisata lain di Indonesia, yaitu warung-warung atau kios-kios yang menyediakan aneka makanan, minuman, dan cinderamata khas Kalimantan Timur. lihat Ritual Mesum Gunung Kemukus .
Foto lainya:
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment